nenek adalah nenek

Sepulang dari sholat subuh di masjid, o-on membeli koran untuk melihat pengumuman kelulusan.
Walaupun sebenarnya o-on tahu bahwa dia pasti lulus
(kalo gak lulus pasti karena guru yang ngerjain soal UN-nya bego),
tapi dia tetap membeli koran untuk meyakinkan dirinya.
Sampai di rumah, neneknya menyambut o-on.

"gimana? lulus?" tanya nenek.
"lulus, nek," jawab o-on pendek.
"Alhamdulillah....., kamu harus bersyukur, karena kamu lulus," nenek memeluk o-on dengan terharu dan bangga
(dalam hatinya, nenek sedang mendramatisir bahwa alhamdulillah cucuku--yang tidak punya ibu ini--bisa lulus SMA)

"emang pasti lulus kok, nek,
kan yang ngerjain soal UN-nya guru,
murid2 cuma nge-itemin lembar jawaban aja," sahut o-on.

"kok gtu?" tanya nenek dengan bingung.

"semuanya juga kayak gitu, nek,
semua sekolah menengah ke bawah kayak gtu,
tapi kalo sekolah elit sih,
muridnya yang ngusaha-in(beli) sendiri jawaban UN-nya," o-on menjelaskan panjang lebar.


Keesokan harinya, nenek mengadu pada i-in (kakak o-on),
bahwa o-on 'teu boga cedo'.


nenek adalah nenek,
mungkin kejujuran adalah hal yang baik,
tapi mungkin juga tidak.



*teu boga cedo= gak punya malu