terlihat dua anak
mereka adalah e-en dan i-in, dua gadis remaja usia SMP yang baru saja mengikuti UN.
"eh, katanya di sekolah loe ada murid yang tekdung trus dilarang ikut UN?" tanya e-en.
"ya gtu deh, tapi dia dan nyokapnya sempet maksa gtu, pengen ikut UN,
malahan pake bawa2 LSM-perempuan segala," jawab i-in.
"ogtu... eh, emank tekdung nya ama siapa sih?" tanya e-en.
"meneketehe, yang namanya kayak gtu kan "enaknya" diem2, gak bilang2," jawab i-in.
"iya juga, yach, klo bilang2 sih uda pasti digrebeg hansip trus disuruh keliling kampung sambil telanjang, apalagi klo aktivitas bikin dede bayi nya dibikin video, pasti disebut video mesum." sahut e-en.
"ya iyalah, namanya juga perbuatan ASUSILA," ujar i-in.
"tapi kok ada aja yach orang yang membela pelaku perbuatan asusila?" tanya e-en.
"maksud loe?" tanya i-in.
"maksud gw, kayak nyokap dan LSM-perempuan itu, kok orang berbuat asusila malah dibela,
padahal kan aturannya sudah jelas, bahwa perbuatan cabul bisa mengakibatkan siswa di DO,
klo gak mau di DO ya jangan cabul, ataw kenapa gak bikin aja sekolah yang merestui tindakan cabul," jawab e-en.
"menurut gw sih, wajar lah nyokapnya ngebelain, kebanyakan nyokap kan emank kayak gtu,
menganggap bahwa anak yang dilahirkan adalah kebenaran mutlak,
artinya, apapun yang dilakukan oleh anak, haruslah dibela dan dibenarkan," sahut i-in.
"trus kenapa LSM-perempuan ikut bela-in pelaku asusila?" tanya e-en.
"kenapa yach...
mungkin karena MENGANGGAP bahwa pelaku asusila tuh BUTUH dorongan dan dukungan untuk tetap menjalani hidup," jawab i-in.
"trus kenapa LSM-perempuan gak memberikan dorongan dan dukungan pada perempuan yang tidak melakukan perbuatan asusila?
bukannya cewek yang gak berbuat cabul juga tetep butuh dorongan untuk menjalani hidup?
apalagi yang namanya menjalani hidup tanpa berbuat cabul tuh bukan hal yang mudah," tanya e-en.
"loe nanya apa sih? gw gak ngerti pertanyaannya?" i-in balik bertanya.
"contoh perbuatan asusila itu kan kayak ciuman, pegang tok*t, pegang k*ntol, sampai pada kont*l masuk ke m2k.
di sisi lain, perbuatan asusila itu biasanya menjadi kegiatan rutin orang yang pacaran.
nah, kenapa LSM-perempuan memberikan support pada cewek2 yang melakukan perbuatan cabul,
tapi tidak memberikan support pada cewek2 yang menghindari perbuatan cabul,
soalnya gw sih sama sekali gak pernah ngerasa tuh ada LSM-perempuan yang memberi semangat ke gw untuk menjalani hidup tanpa cabul.
karena walau bagaimana pun, alasan kita ga mau pacaran adalah karena tidak mau berbuat cabul dengan laki-laki yang kita cintai,
karena kita masih SMP, baru mw masuk SMA, sementara rencana manikah kita adalah di usia 25 tahun,
jadi kenapa harus pacaran dan berbuat cabul dari sekarang?
tokh nikahnya juga masih lama.
trus, kita sering banget kan diledek karena gak punya cowok,
ditanya dengan pertanyaan merendahkan,
disebut gak laku.
apalagi kita ini kan usia remaja, usia kita tuh rentan, masih labil,
kita belum kuat memegang prinsip,
harusnya kita mendapat dukungan dari para perempuan, supaya kita bisa lebih menjaga tangan, bibir, tok*t dan m2k.
harusnya perempuan2 itu memberi semangat agar kita tidak jatuh pada budaya cabul,
tapi yang ada justru sebaliknya,
perempuan2 itu tersenyum sinis saat kita katakan kita jomblo,
mereka tertawa menghina saat kita katakan bahwa kita belum pernah berciuman.
kenapa perempuan2 itu memberi semangat pada perempuan pelaku cabul,
tapi tidak menyemangati perempuan yang sekuat tenaga menahan diri agar tidak cabul.
kenapa perempuan2 itu mendedikasikan artikel dan puisi panjangnya untuk ketegaran perempuan pelaku cabul,
tapi tidak ada satu baris puisi pun yang didedikasikan untuk ketegaran perempuan yang berusaha menghindarkan tangan, bibir, t*ket dan m2knya dari perilaku cabul. dasar perempuan curang.
Prinsip seorang perempuan: "JALANI HIDUP TANPA CABUL"
baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar