"Eh, anak-anak kelas XI IPA 3 tuh emank pinter-pinter yah..?" terdengar suara dari pojok angkot,
disana memang ada 3 orang berpakaian seragam Smansa dan sejak tadi memang sudah berkicau bergantian.
"Iya sih, malah katanya ada yang IQ-nya nyampe 131," sahut yang lain.
"Berarti jenius donk?" tanya yang satunya lagi.
"Ya... diatas rata-rata-lah, sama kayak qta-qta..,"
"Emang diatas rata-rata tuh berapa sih?"
"122-123, juga uda diatas rata-rata,"
"Kamu berapa?"
"122," kata siswa yang duduk tepat dipojok.
Setelah itu mereka langsung sibuk mengeluarkan ongkos dan turun dari angkot tidak lama kemudian.
O-on yang mendengarkan percakapan itu jadi bingung sendiri.
'IQ gw waktu kelas 2 SMP 121, trus IQ waktu kelas 2 SMA 134.
Tapi kok gw gak masuk Smansa, malah waktu di Spenza juga gak pernah masuk kelas unggulan.
Yang paling aneh gw gak diterima di PTN, sementara ade gw yang IQ-nya 119 justru bisa masuk PTN.'
baca juga:
2 komentar:
saran buat O-on, kemampuan seseorang meraih sesuatu bukan dilihat dari IQ-ny, justru keuletan dan kerja keraslah yang menjadi jembatan untuk meraih kecemerlangan.
[[hlaahh! sok tuil ..]]
Setuju!
Ntar saya sampe-in deh ke O-on....
Posting Komentar