Jahan*m

Jam kepiting menunjukkan pukul 06.30 wib, u-un baru aja pulang dari shift siang+malam.

Dia langsung memburu kamar kost-nya, dan menyerahkan tubuhnya yang letih pada kelembutan kasur kapuk.

"si*l*n banget sih loe! yahudi jaha**m!" terdengar suara o-on disebelah kamarnya.

Dan caci maki o-on terdengar makin keras, bahkan sepertinya o-on sengaja memperbesar volume tv-nya.

Tok! Tok! Tok! u-un mengetuk pintu kamar o-on.

"apa-an?" tanya o-on setelah membuka pintu kamarnya.

"sorry on, saya capek banget, bisa kamu kecil-in gak volumenya?" tanya u-un.

"dikecil-in gimana? saya pengen semua orang tau, kalo yahudi tuh b*ngs*t!" o-on menjawab dengan berapi-api.

"iya tapi saya capek banget, kepala saya pusing, tadi tuh kerja dua shift," u-un memberi penjelasan.

"jangan-jangan kamu antek yahudi yah! makanya kamu gak suka liat saya caci maki yahudi!" o-on membentak u-un.

"au ah," u-un memutuskan kembali ke kamar, daripada harus debat kusir.

"mau kemana loe antek yahudi?" o-on menghalangi u-un.

"on, kamu nyebut saya antek yahudi? apa gak salah? coba liat tuh barang-barang saya, ada gak yang produk yahudi?" u-un terpaksa meladeni o-on.

"maksud kamu apa?" o-on menatap u-un dengan ganas.

"sepatu, celana, baju, sabun, pasta gigi, sampo, cream anti jerawat, kopi,dll yang kamu pake tuh semuanya produk yahudi, trus sekarang kamu teriak-teriak caci maki yahudi, dan nyebut saya antek yahudi?" u-un mengakhiri kata-katanya sambil kembali ke kamar.

Setelah u-un menutup pintu kamar dan melanjutkan tidurnya, terdengar suara o-on yang makin membabi buta dari kamar sebelah.

Au ah, pikir u-un.