Ceritanya di kampus saya diselenggarakan lomba cepat tepat untuk anak SMU.
Dan saya diminta untuk menjadi juri dalam babak semifinal.
Acara lomba cepat tepat ini, memang acara rutin tahunan.
Sebenarnya ini bukan kali pertama saya menjadi juri.
Tapi ini adalah pertama kalinya saya menjadi juri I (Ada dua orang juri, juri I dan juri II)
Seperti biasa saya diberi berkas soal dan jawaban oleh panitia (adik angkatan saya).
Setelah itu kami pun memulai acara lomba babak semifinal.
Semuanya berjalan lancar, dan sampai-lah pada babak rebutan.
Karena rebutan maka saya harus memperhatikan kelompok mana yang menekan tombol lebih dahulu, dan langsung mempersilakan mereka menjawab.
Sehingga saya tidak sempat lagi untuk menghitung ulang jawaban.
"Ya silakan regu C!" suara saya langsung terdengar sepersekian detik setelah terdengar bunyi bel dari regu C.
"0,75"
"Salah! Minus 50 untuk regu C!"
"Kok salah sih," protes regu C.
Dan terlihat pesrta dari grup lain juga bingung dengan keputusan saya.
Seketika itu juga saya melirik ke lembar penyelasaian, dan disaat bersamaan, teman saya yang berperan sebagai juri II membisikkan bahwa grup C benar.
"Ya! 100 untuk regu C! Ralat untuk minusnya!" seru saya.
"Ya... intermezo dikit lah... Untuk mengetes perhatiannya," sambung saya, ngeles.
Mungkin jika kejadian itu terjadi hanya satu kali, peserta dan penonton lomba akan percaya bahwa yang tadi memang intermezo.
Sayangnya kejadian itu berulang sampai tiga kali.
Jadilah saya terlihat sangat bodoh.
Dan saya malu banget.
Tapi saya anggap aja ini adalah bagian dari bimen (bimbingan mental).
Dan untungnya tidak ada peserta dan penonton lomba yang mempermasalahkan "intermezo" saya secara terbuka.
Walaupun begitu setelah acara berakhir, saya sempat laporan ke panitia pembuat soal, bahwa saya malu banget.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar