Sekitar seminggu sekali, di depan rumah saya lewat seorang nenek penjual makanan kecil.
Makanan kecil berupa keripik yang digoreng.
Berbagai macam keripik dibawanya bahkan kadang sampai setengah karung, dibawanya sendirian.
Sebenarnya sih tidak ada yang aneh dengan nenek penjual keripik ini, perawakannya sama seperti nenek-nenek pada umumnya.
Tata bahasanya pun menunjukkan bahwa nenek tersebut memang berasal dari golongan masyarakat pada umumnya.
Hanya saja sebelumnya, saya memang tidak pernah melihat nenek seusia itu masih berjualan keliling kampung.
Pada awal kemunculannya (awal saya melihat nenek berjualan), saya sering- bahkan selalu- membeli keripiknya dalam jumlah banyak- jika saya memang sedang berada di rumah.
Sampai-sampai seperti sudah langganan, karena tiap lewat di depan rumah saya, nenek penjual makanan kecil sering sengaja diam di depan pagar rumah.
Menunggu panggilan saya.
Namun sejak setahun belakangan, ketika marak diberitakan makanan berbahaya (atau mungkin saya baru aware dengan makanan berbahaya setahun ke belakang),
saya tidak lagi membeli makanan kecil dari nenek yang biasa lewat depan rumah.
Sampai sekarang pun nenek penjual makanan kecil masih lewat di depan rumah saya, walaupun sekarang tidak pernah lagi menunggu di depan pagar.
Karena sudah lama saya tidak pernah membeli dagangannya lagi.
Kadang saya merasa bersalah, nenek itu sudah renta masih berusaha mengais rezeki.
Tapi saya justru cuek gak peduli dengan alasan kesehatan.
Makanan kecil yang dijual nenek memang berwarna dan sangat gurih.
Tapi, saya kok jadi merasa jahat banget ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar