kelurahan manyun

e-en berdomisili di sebuah negara antah berantah. dia bekerja sebagai guru di sebuah sekolah manengah. beberapa bulan yang lalu, e-en membuat KTP baru. setelah meminta surat pengantar dari RT, e-en pun menuju ke kantor kelurahan, karena sedang sibuk, maka e-en menitipkan pembuatan KTP baru pada seorang kepala seksi bidang sosial di kelurahan. dengan harga Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah), e-en tidak masalah dengan harga itu, anggap saja sebagai ongkos.

kemudian berhubung e-en akan pindah keluar kota, maka beberapa hari yang lalu, e-en meminta surat pengantar pindah domisi ke RT lalu ke kelurahan, ke kecamatan, lalu ke catatan sipil. (karena e-en tidak sedang sibuk, maka e-en mengurus surat pindahnya sendiri, tidak dititipkan pada kepala seksi bidang sosial di kelurahan).

jika saat membuat KTP baru, e-en membayar seratus ribu rupiah, maka saat e-en meminta surat pengantar dari kelurahan untuk membuat keterangan pindah, e-en tidak memberi sepeser pun pada ibu kepala seksi bidang sosial di kelurahan, dengan pertimbangan, mengisi formulir pindah memanglah tugas beliau, beliau dibayar diawal bulan memang untuk melayani masyarakat, jadi e-en tidak perlu memberi uang sepeser pun pada beliau, karena beliau sudah dibayar oleh negara di awal bulan.

namun, ada yang berbeda di kelurahan. e-en ingat betul bahwa ibu kepala seksi bidang sosial di kelurahan sangat-sangat-sangat-sangat-sangat-sangat-sangat ramah ketika e-en mengurus pembuatan KTP dengan membayar seratus ribu rupiah. sedangkan pada saat e-en meminta surat keterangan pindah, ibu kepala seksi bidang sosial di keluahan benar2 manyun (pameuntena jamedud pisan), saat e-en mengucapkan "terima kasih , bu", ibu tersebut bahkan tidak melihat ke arah e-en sama sekali (malah buang muka).


hehehe.... akhirnya e-en tau kenapa murid2nya di sekolah sangat-sangat-sangat-sangat-sangat-sangat-sangat sulit dididik.
ya.... kalo ibu kepala seksi bidang sosial di kelurahan saja begitu sangat-sangat-sangat-sangat-sangat-sangat-sangat mengharapkan uang haram, bagaimana dengan yang lain?
kok bisa yah ada orang tua yang tega ngasih makan anaknya dengan uang haram?
tapi itu sih HAM sebagai orang tua.
KESIMPULAN: wajar aja klo kelakuan anak2 sekarang makin semrawut (namanya juga makan duit haram).
STOP mendidik anak2 yang dibesarkan dengan uang haram (ngedidik anak2 begini sih cuma bikin capek hati, gak akan ada gunanya, apalagi klo nyokapnya gak tau malu dan gak ngaca diri).

oia, e-en juga langsung berhenti jadi guru,
karena tugas guru adalah mendidik anak bangsa(t).
dan e-en sadar diri, karena dia tau bahwa dia tidak punya kemampuan untuk mendidik anak2 yang dibesarkan dengan uang haram.
daripada di akhirat e-en diminta pertanggungjawabannya sebagai seorang guru yang tugasnya adalah mendidik,
mending e-en berhenti aja dari profesinya sebagai guru.