Aq inginDiPoLiGaMi

i-in adalah sahabat karib e-en ketika di SMP,
setelah dua puluh tahun tidak bertemu,
akhirnya mereka kembali bertemu secara tidak sengaja di Mall Kelapa Muda.

"jadi suami kamu nikah lagi?!" e-en menatap i-in tidak percaya.
"iya, suami saya menikah lagi, lima tahun setelah pernikahan kami," jawab i-in.
"kok kamu mau sih dipoligami? trus anak-anak kamu gimana?" tanya e-en kemudian.

"sejak sebelum menikah pun, aq memang memiliki niat untuk berbagi suami dengan wanita lain.
anak-anak baik-baik saja, karna penerimaan anak tergantung pada penerimaan ibunya,
dan aq memang sejak awal sudah mengkondisikan anak-anak untuk mau berbagi soal apapun,
karna pada hakekatnya, apapun yang kita miliki dan kita sayangi di dunia ini,
semuanya itu adalah milik Maha Pencipta," i-in menjawab panjang lebar.


"apa? kamu sinting ya? sejak sebelum menikah,
kamu memiliki niat untuk berbagi suami?
emangnya kamu gak sakit hati kalo suami kamu berdua-an sama wanita lain?" e-en makin tidak mempercayai pendengarannya.


"sebelum saya meminta suami saya untuk menikah lagi, saya sudah pikirkan semuanya,
termasuk bagaimana perasaan saya ketika saya tidur hanya ditemani bantal+guling,
sementara suami sedang sekamar bersama istrinya yang lain.
tapi saya sadar bahwa perasaan adalah sebuah kelemahan sekaligus kelebihan bagi seorang perempuan,

perasaan dapat meningkatkan keimanan pada ALLAH SWT,
tapi perasaan pun dapat pula menjauhkan seorang hamba dari Tuhannya", jawab i-in.


"kenapa kamu bisa meminta suami kamu nikah lagi?" tanya e-en.


"karena saya bahagia memiliki suami sholeh yang nyaris sempurna dan
karena saya ingin berbagi kebahagiaan,
maka saya pun meminta suami saya untuk menikah lagi,

saya sangat yakin, bahwa wanita sholehah dimanapun,
pastilah menginginkan suami sholeh yang bisa mengayomi dalam berumah tangga
dan bersama-sama meniti jalan menuju surga,

namun sayangnya, karena jumlah wanita lebih banyak dari pria,
maka tidak semua wanita sholehah mendapatkan pria sholeh dengan segera,

dan disaat menunggu jodoh inilah,
tidak jarang, justru pria-pria penipu yang mendekati para wanita sholehah tersebut,
dengan tipu daya yang dimilikinya, para pria ini berhasil melunturkan kesholehan seorang wanita,
dan akhirnya wanita-wanita ini pun menjadi jauh dari Islam,

ada juga wanita sholehah yang sabar menunggu dan terus menunggu pria yang benar-benar sholeh,
yang entah kapan akan datang,

Di saat seperti inilah saya mempertanyakan nilai diri saya sendiri,
ketika saya bahagia karna memiliki seorang suami yang sholeh,
ketika saya sangat bersyukur karna pendamping hidup saya nyaris sempurna,
ketika saya begitu mencintai pria yang sesungguhnya milik Sang Khalik,
ketika saya menggaungkan slogan 'berbagi memang gak bikin rugi'

ketika itu pula saya sadar bahwa saya adalah wanita egois,
saya lebih mengutamakan perasaan saya,
ketimbang perasaan para wanita sholehah yang masih menunggu,

Apa salahnya jika saya berbagi kebahagiaan ini dengan wanita lain?
Haruskah hanya saya seorang yang berbahagia karna memiliki suami sholeh?
Tidak bolehkah wanita lain merasakan kebahagiaan yang saya rasakan?" i-in menjawab panjang-lebar.


"Apa anak-anak gak ada yang protes?" tanya e-en.


"anak-anak adalah fokus utama kami, karena tujuan kami menikah adalah menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, wa rohmah, dan anak-anak memang tidak ada yang protes.
yang ada adalah anak-anak bertanya, mengapa ayahnya memiliki lebih dari satu istri,
saya beri penjelasan sesuai dengan usia anak,

anak ibarat seputih kertas, dan orang tua-lah yang mewarnai-nya,

anak-anak juga dapat menangkap bahasa tubuh dengan baik,
dari bahasa tubuh orang tuanya, anak belajar untuk menerima atau menolak suatu hal,

dan dengan seperti ini, saya menjadi lebih mudah dalam menanamkan pada anak,
bahwa 'berbagi memang gak bikin rugi'," jawab i-in.


"emangnya kamu gak cemburu?" tanya e-en.


"tentu saja saya cemburu, karna cemburu adalah tanda cinta,
dan 'cemburu' termasuk dalam salah satu alasan saya saat meminta suami saya untuk menikah lagi,
saya takut menjadi wanita yang lebih mencintai suaminya, ketimbang mencintai ALLAH SWT,
padahal cinta tertinggi adalah untuk ALLAH SWT,
dan ALLAH SWT adalah pencemburu,

eia, ngomongin soal cemburu,
pernah loh, suatu waktu saya sedang ke Mall, lalu bertemu dengan suami saya beserta istrinya,
awalnya jadi agak kikuk, tapi, karna kita semua memang dewasa,
dan keputusan poligami pun berdasarkan pada pertimbangan yang matang,
kita jadinya biasa2 aja,
perasaan cemburu itu normal,
yang bahaya adalah jika tidak merasa cemburu atau jika mendramatisir rasa cemburu,

Satu hal terpenting yang saya tanamkan dalam diri saya dan anak-anak adalah
bahwa langit dan bumi beserta seluruh isinya adalah milik ALLAH SWT.

Ada orang yang menggaungkan 'berbagi memang gak bikin rugi',
namun kebanyakan orang hanya mau berbagi sesuatu yang tidak dia cintai,
bagi saya, tindakan berbagi sesuatu yang tidak kita cintai,
adalah sebuah tindakan yang menunjukkan bahwa orang lain adalah tempat sampah,

Dan jika 'berbagi memang gak bikin rugi',
relakah kita untuk berbagi sesuatu yang qta cintai?"i-in kembali berpanjang-lebar.


"ah, kamu sih terlalu termakan istilah 'Islam bagaikan satu tubuh',
kalau ada wanita sholehah yang belum nikah, bodo amat sih, ngapain juga dipeduli-in?
kalau ada wanita sholehah yang menjadi target tipu daya pria, itu sih bukan urusan kamu,
pake sok peduli ama wanita sholehah, dasar jijay bajay ngojay,

lagian suami kok dibagi-bagi, seandainya suami aq sebaik suami kamu,
aq pasti rela mati untuk mempertahankan agar suami aq itu tetap menjadi milik qu seorang,
bahkan kalau perlu, Tuhan pun akan aq tantang," kata e-en.


baca juga:
***pacaran islami 2