MenikahDenganCerdas

o-on sedang bertandang ke rumah a-an di kampung.

saat mereka berdua sedang asyik menonton film yang pasti bikin malu orang yang punya malu,
datanglah e-en lengkap dengan ayah-ibunya, dan langsung berhadapan dengan ayah-ibu a-an.

Sempat terjadi sebuah kisah drama yang nyata,
mulai e-en yang menangis, ibu e-en menangis, sampai ayah a-an juga menangis.

Ternyata e-en hamil tiga bulan dan mengemis pada a-an untuk dinikahi,
tidak cukup hanya e-en, ayah-ibu e-en pun ikutan mengemis.

"Kami bukan tidak ingin menikahkan a-an, tapi kami tidak punya uang, dan a-an juga belum bekerja," ibu a-an menjawab permohonan orang tua e-en dengan penuh rasa kecewa (kecewa karena a-an mengikuti jejaknya dalam MBA).

"tidak masalah, bu, kami yang akan menanggung semuanya, termasuk mahar pun kami yang tanggung," jawab ayah e-en dengan penuh rasa dongkol (dulu gw ngebuntingin ibunya si e-en, sekarang giliran si e-en yang dibuntingin orang laen, pikirnya).

o-on yang sejak tadi hanya mengintip di kamar, langsung berfikir.

wah... si a-an cerdas banget tuh...
kawin cuma modal "itu" doanks....
semuanya ditanggung ama pihak cewek, termasuk mahar...
tapi, kalo si a-an gw sebut cerdas, trus ceweknya gw sebut apa yah?