Aq Bunuh Diri

o-on menyaksikan berita mengenai jumlah bunuh diri di Indonesia.
angannya melayang pada kejadian empat tahun yang lalu.



rentetan kejadian yang membuatnya muak,
rangkaian peristiwa yang menyesakkan dada,
saat itu o-on telah berbuat yang terbaik yang dia bisa,
mengupayakan segala kemampuan yang dia punya,
tapi itu tetap tak pernah cukup.

lagi-lagi-dan lagi, dia-lah yang selalu dipersalahkan atas semua.

sampai pada suatu malam, dia kembali menerima cacian,
mungkin jika hal itu adalah perbuatannya, o-on bisa menerima semua caci maki,
tapi ini bukan perbuatan qu, dan aq muak!!! aq capek!!!! sangat lelah!!! o-on berteriak dalam diam.

saat semua rasa meluber di-iringi air mata,
sekejap kemudian tiba-tiba o-on sudah di dapur memegang pisau.

mana yang lebih cepat? potong urat nadi, ataw tusuk ke jantung?, batin o-on bertanya.

yang mana saja, aq gak peduli, aq pengen ketemu mama, terdengar suara yang lain di batin o-o.

kamu gak akan ketemu mama, karna orang baik masuk surga, sedang orang bunuh diri jatahnya neraka, sebuah suara batin menyadarkan o-on.

kalo gtu gak usah ampe mati, cukup gores aja sedikit di tangan, sekedar untuk memindahkan rasa sakit di hati ini, jawab suara batin o-on.

Dan di saat itulah o-on benar-benar tersadar, dengan air mata yang makin deras, batin o-on pun meracau,

ternyata batin ini sedang sakit, hati qu sedang sakit, ternyata aq tidak tangguh, ternyata aq rapuh, sambil terus menangis, o-on meletakkan pisau dan kembali ke kamar.

Meneruskan tangisan sampai larut malam, membiarkan air matanya mengalir habis, dan tertidur sambil membayangkan pelukan mama.



Empat tahun berlalu dari kejadian itu, dan saat ini o-on mengerti,
menangis adalah normal, sakit hati juga normal,
tidak harus selalu tangguh, karna menjadi lemah pun tetap manusiawi.

Dan kini, semenjak kenal dengan Paijo (suklowor's best friend),
o-on meresapi keindahan sebuah kalimat,

"ALLAH SWT tak akan membawa ku sejauh ini, hanya untuk meninggalkan ku"